Berdasarkan review terhadap gap kompetensi yang dilakukan (training need analysis), maka ditemukan beberapa variabel yang harus dilatih / dikembangkan. Salah satu yang perlu dilatih adalah masalah Leadership atau kepemimpinan. Dan oleh karena itu, maka saya pun mencoba mendesain sebuah modul trianing leadership untuk memenuhi kebutuhan ini.
Adapun pendekatan training yang saya lakukan adalah "experiential learning". Apa sih sebenarnya experiential learning itu?
Experiential learning merupakan sebuah model holistic dari proses pembelajaran di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme (Kolb, 1984). Pembelajaran dengan model experiential learning mulai diperkenalkan pada tahun 1984 oleh David Kolb dalam bukunya yang berjudul “ Experiential Learning, experience as the source of learning and development”.
Experiential learning itu adalah proses belajar, proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran. Experiential learning adalah pembelajaran yang dilakukan melalui refleksi dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung. Experiential learning berfokus pada proses pembelajaran untuk masing-masing individu (David A. Kolb 1984).
Jadi, Experiential learning adalah suatu proses penarikan makna (making meaning) dari pengalaman secara langsung. Dengan kata sederhana dapat digambarkan bahwa Experiential Learning adalah proses belajar dari pengalaman (http://en.wikipedia.org/wiki/Experiential_ learning )
Siklus Model Experiential Learning ; rewrite by Tina Melinda |
Apa sih perbedaan antara Experiential Learning dengan Learning yang biasa dilakukan saat kita dulu sekolah?
Berikut ini sedikit ulasan mengenai Perbedaan antara Experiential Learning dengan cara tradisional :
Experiential Learning
|
Tradisional Content-based Learning.
|
Peserta Aktif
|
Peserta Pasif; Pengajar Aktif
|
Bersandar pada penemuan
individu
|
Bersandar pada keahlian
mengajar
|
Partisipatif, berbagai arah
|
Otokratis, satu arah
|
Dinamis dan belajar dengan
melakukan
|
Terstruktur dan belajar dengan mendengar
|
Bersifat terbuka
|
Cakupan terbatas dengan sesuatu
yang baku
|
Mendorong untuk menemukan sesuatu
|
Terfokus pada tujuan belajar
yang khusus
|
Nah, dengan pendekatan tersebut, saya harus benar-benar memastikan bahwa desain module yang saya buat harus memberikan kesempatan para peserta untuk mengalami sendiri dan kemudian meresapi dan akhirnya bisa menarik kesimpulan dari pengalaman tersebut menjadi suatu pembelajaran dan kemudian mampu melakukan generalisasi serta menerapkannya.
Dan oleh karena itu, saya pun mendesain pelatihan ini hanya 20% di dalam kelas namun 80% berada di lapangan dan di kelompok. Lapangan dan fasilitas yang kita gunakan pada pelatihan ini menggunakan fasilitas di perusahaan sehingga dana yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan pelatihan ini hanya sedikit. Adapun dana/biaya yang dikeluarkan hanyalah untuk hadiah bagi pemenang tantangan dan untuk coffe break serta makan siang saja.
Pada sesi awal, saya harus melakukan Breaking Paradigm yang bertujuan untuk memastikan bahwa peserta berada di state yang sama yaitu state dimana mereka menganggap diri mereka benar-benar siap untuk menerima materi, ya...seperti sebuah gelas yang sudah dikosongkan untuk menerima air yang akan dituangkan. Pada sesi ini saya membuat simulasi yang menunjukkan bagaimana pentingnya untuk membuka diri pada materi yang akan diberikan.
Kemudian, saya memastikan juga bahwa mereka dalam keadaan santai dan relaks serta benar-benar siap untuk berpetualang. Saya pun memberikan beberapa icebreaking dan juga tugas santai. Dan kemudian menyampaikan aturan main, melakukan review pre-test dan kemudian masuk kepada tujuan dan sasaran pembelajaran.
Berikut sedikit cuplikan slide yang saya susun untuk trianing leadership menjadi Leader Yang Sip.
Materi Leadership menjadi Leader yang Sip by Tina Melinda |
Lanjutan materi Leader yang Sip by Tina Melinda |
Pelatihan ini berlangsung selama 1 hari penuh dari 07.30 hingga 17.30, dengan 4 batch peserta dari berbagai departemen. Pada pelatihan ini, saya lebih banyak memberikan stimulus saja dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menarik kesimpulan dan kemudian memberikan beberapa referensi yang telah teruji secara teoritik.
Pelatihan Leadership ini berlangsung dengan sangat menyenangkan, seluruh peserta sangat aktif dan sangat semangat mengikuti sesi demi sesi.
Berikut beberapa foto proses training yang berlangsung.
1. Kegiatan di dalam kelas
Memberikan kesempatan pada peserta untuk Sharing Pengalaman, sementara satu peserta sharing maka peserta lain menyimak dengan baik dan boleh memberikan tambahan pengalaman |
Saat ini saya sedang melakukan brainstorming terhadap peserta untuk mendapatkan ide mereka dari pengalaman yang baru saja mereka rasakan pada simulasi di lapangan. |
Saya saat memaparkan mengenai Piramida Kepemimpinan |
Memberikan hadiah bagi pemenang pada tantangan yang diberikan |
Peserta Batch 2 Pelatihan Leadership menjadi Leader yang Sip.... |
2. Kegiatan di Lapangan / Simulasi Materi / Tantangan
Saat memberikan Briefing untuk Tantangan Kelompok |
Latihan Building Trust |
Tantangan Kelompok, Hayo Bangun Menaramu.... |
Tangtangan Kelompok, Mahkotaku adalah Alatku... |
Tantangan Pengumpulan Pribahasa pada Bola-bolaku.... |
Tantangan "Effective Listening" modal menjadi Leader yang Sip |
Sejuta Senyum dan Apresiasi dari para Peserta |
Apresiasi peserta dari peserta karena telah berhasil menyelesaikan tantangan terkait "Building Trust" , modal seorang Leader yang sip. |
Ekspresi Kebahagiaan karena sudah menyelesaikan tugas terkait "Building Team work" |
Saling memberikan ucapan bagi sesama pemenang yang terpilih. |
Dan...setelah seharian training berlangsung, maka saya pun menyebarkan kuesioner "Reaction Level" kepada peserta pelatihan untuk mendapatkan persepsi/respon/perasaan mereka terhadap pelatihan yang baru saja berlangsung.
Adapun aspek yang dinilai dari Reaction Level ini adalah materi pelatihan, cara penyampaian materi, tujuan pelatihan, dan juga fasilitas serta tantangan yang diberikan. Dan, alhamdulillah....hasil dari evaluasi ini menunjukkan tingkat kepuasan yang tergolong baik (Average 5 / skor dari 1-6).
Beberapa inputan dari para peserta adalah:
1. hendaknya waktu untuk pelatihan seperti ini ditambah, menjadi 2 hari atau lebih
2. Sering-sering dilakukan pelatihan seperti ini agar semangat karyawan terus meningkat
3. Kalau bisa jangan terlalu malam pulangnya (maklum...pabrik biasanya on time pulang jam 16.30, namun karena materi yang padat jadinya harus pulang lebih malam yaitu jam 18.00 )
hmmm...semoga, di lain waktu bisa bertemu lagi, dan terima kasih banyak atas kerjasamanya.
Regards from Tina Melinda :)
November 2012
No comments:
Post a Comment