Mmmm....baru saja na mendapatkan telephon dari seorang direksi yang meminta na kembali bekerja ke tempat terakhir na mengukir perjalanan karir.....maaf mas...na bukannya tidak ingin membantu....bukannya tidak ingin men-supervisi....tapi na pernah kecewa...dan khawatir dikecewakan kembali.....
Na sayang dengan perusahaan ini, dengan nilai-nilai yang diusung, dengan orang-orang yang ada di dalamnya...tapi na gak suka dengan managemennya yang memperlakukan orang secara tidak fair...na gak suka dengan konsep yang tidak diterapkan...kita terlalu banyak mengajari orang tentang epos..epos...tapi kenapa kita sendiri tidak mengimplementasikannya? kita terlalu banyak mengatakan pada orang....hindari eneg-eneg...lantas kenapa di dalam tubuh kita sendiri melakukan hal tersebut? mari coba kita lihat...berapa karyawan yang telah tersakiti mas? berapa karyawan yang merasa tidak dihargai?
Na ingat kala dulu na mengajukan resign...dan management mengatakan "tin...jangan resign...kita mohon maaf kalau tugas itu seperti itu karena jika itu yang terjadi maka sebenarnya itu salah....tina tidak di hire untuk mengerjakan itu,...tina justru di hire untuk sesuatu yang lebih besar...tina dipersiapkan untuk jadi manager di divisi ini...divisi yang akan terlepas sendiri, dimana tina hanya berfungsi dalam mensupervisi dan memikirkan strategic planningnya....tina justru adalah backbone nya divisi ini...kalau butuh penambahan sdm bilang aja dan kita akan rekrut dan 3 bulan ke depan na akan kita naikkan gajinya"...
Saat mendengar itu, na percaya dan na menunggu...na pun menambah satu staf untuk membantu kerjaan na, tapi ternyata tidak cukup...ketika na minta tambahan lagi...apakah ada realisasi?.....lantas setelah 3 bulan, mana gaji yang dijanjikan naik? mana janji itu semua?
Na mencoba percaya dan melakukan yang terbaik...tapi apa? mana?..kita memang tidak harus memikirkan to have tapi kita harus memikirkan jumlah usaha yang dikeluarkan untuk mencapai to be dan valensi...tapi bukankah..selaku atasan harus memikirkan to have bawahan? bukankah itu yang selalu kita bilang pada pelatihan level 2?
Na lelah dengan janji-janji....dan perlakuan yang tidak profesional...
kita bicara kompensasi berdasarkan kinerja..lantas kenapa ada anak baru baru datang dengan kondisi probition dan tugas yang jauh lebih ringan dari na mendapatkan kompensasi yang lebih? apakah karena dia kenalan direksi lantas bisa demikian? apa ini namanya?....Na selalu mendapat appresiasi bahwa na sangat dibutuhkan, bahwa na adalah butter nya yang mana sangat penting dan esensial demi perusahaan...tapi mana buktinya? NA KECEWA...
memang....setelah diselidiki, ternyata realisasi kenaikan gaji tidak dilakukan karena atasan langsung na yang berkata "pak...saya pikir tina tidak membutuhkan uang..yang dia butuhkan adalah tantangan kerja dan tanggungjawab yang lebih besar untuk pengakuan"....tapi man...ingat....na juga anak rantau yang butuh finansial dan satu hal...PENGAKUAN juga dapat dilihat dari bagaimana penghargaan anda melalui kompensasi....
kekecewaan yang beruntun ini akhirnya membuat na sadar...bahwa yang terpenting dalam hidup adalah mencoba konsisten terhadap yang dikatakan dan yang dilakukan. Na menjadi ingat akan planning hidup yang pernah di buat...dan di planning itu, harusnya sekarang sudah mulai membuka konsultan sendiri.....nah...dengan moment ini, dimana tidak ada lagi yang harus dipertahankan dari perusahaan ini, na memutuskan untuk melangkah maju...membangun jalur karir sendiri dengan melibatkan profesionalisme....na membuka konsultan sendiri bersama dengan teman yang luar biasa...nama konsultan tersebut adalah BMB CONSULTING...dengan filosofi berfikir BANGKIT, MAJU dan BERGERAK.......alhamdulillah konsultan ini sudah mulai memiliki klien, meskipun masih kecil dan sedikit...tapi sejalan dengan kerja keras, cerdas dan ikhlas...insyaAllah....semua akan berjalan sempurna...
Dan hari ini, melalui tulisan ini...na membuat beberapa life short achievement goal (kabulkan ya Allah...):
- Na ingin, akhir tahun ini sudah menikah dengan seseorang sehingga bisa mulai mengukir karir sebagai ibu rumah tangga yang sukses...sukses dalam mendampingi dan melayani suami serta mendidik anak-anak dan membahagiakan keluarga besar (keluarga suami dan keluarga diri sendiri)
- Tahun ini, menjadi dosen di sebuah universitas yang cukup terkemuka untuk melatih diri agar terus continuous learning", sehingga gak berhenti dengan pengetahuan yang ada.
- Na ingin, akhir tahun ini sudah bisa pergi ke luar negeri untuk short course ataupun kuliah S-2 jurusan psikometri or management
- Na ingin 5 tahun lagi, konsultan ini sudah memiliki omset 2 miliar dengan jumlah karyawan minimal 10 orang"
- 3 tahun lagi, sudah bisa menaikhajikan orang tua kembali ke tanah suci karena mereka sangat merindukannya.
" I want to be a best psychologist I/O in indonesia (with professor title), who can create a people development approach which is minimal 5 fortune corporate use it as their approach and minimal 10 invitation from big company in a month ask for sharing and consultating their company in order to increase productivity" so....i can help education in indonesia and build my own university with free of charge... I will reach this ultimate goal achievement in 25 years later...
semoga...ini bukan mimpi semata....tapi ini menjadi terealisasi....amin ya robbal alamin
amin
ReplyDeleteterima kasih sahabat atas doanya....
ReplyDeleteAlloohumma Aaamiin :)
ReplyDeletedina sayang............love you
ReplyDelete