Perjalanan dengan KRL (Commuter line) Batu Ceper ke Tanah Abang

Dear readers...

Selama ini saya bekerja di sebuah perusahaan yang lokasinya sangat dekat dengan rumah, sehingga terkadang menimbulkan kecemburuan rekan-rekan di kantor. ya...memang sangat nikmat memiliki lokasi kerja yang cukup dekat dengan rumah. Bagaimana tidak? di saat orang-orang harus bangun pagi dan berangkat pagi, saya bisa santai-santai dulu dan berangkat jam 7 dan tanpa merasakan macet yang dikeluhkan di jakarta.

Namun....per-April 2013, saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut karena satu dan lain hal yang tidak bisa saya sebutkan rinciannya di blog ini. Memang, dari segi lokasi dan juga benefit yang ditawarkan tempat kerja ini sangat istimewa, namun ada hal krusial yang membuat saya kurang nyaman di perusahaan ini sehingga saya memutuskan untuk pindah dan mencoba tempat lain yang memiliki nilai yang sama dengan saya.Setelah penjajakan dengan beberapa perusahaan, saya akhirnya menemukan sebuah perusahaan perkebunan sawit yang memiliki nilai yang luar biasa yang sesuai dengan harapan saya. Kami saling jatuh hati dan mencoba mengikat sebuah perjanjian kerjasama.

Ya....saya akhirnya pindah dan mulai bergabung dengan perusahaan sawit tersebut. Lokasi perusahaan tersebut cukup jauh dari rumah yaitu lokasi tanah abang. Namun, saya tidak memiliki keraguan soal lokasi mengingat suami saya juga bekerja di lokasi tersebut. Saya hanya berfikir akan seru kalau berangkat bareng dan pulang bareng. Dan saya juga berfikir, kalau nanti kami kelelahan mungkin bisa kontrak rumah saja di daerah tersebut, dan kembali ke rumah kami setiap jumat sore.

Hari pertama, tgl 08 April 2013. Saya bersama suami memutuskan untuk berangkat pakai mobil saja..ya..kami membawa si biru ke daerah tanah abang. Kami bangun sangat pagi sekali dan sudah berangkat sekitar setengah enam kurang. Sangat mengagumkan...jalanan masih sangat sepi sekali mulai dari daan mogot, roxy hingga wahid hasyim....dan karena sepinya jarak tempuh yang kami lewati hanya 29 menit. Saat kami sampai di lokasi tanah abang, masih terasa sangat pagi, mobil juga sangat jarang. Kami bingung, harus ngapain...namun untung ada KFC A.M yang buka sejak dini hari sehingga kami bisa santai disana sembari mencicipi sarapan pagi kesukaan kami yaitu Chiken Porrage dan Riser.

Hari pertama kerja di lokasi tanah abang cukup lancar, hingga akhirnya sore pun menjelang dan kami harus kembali ke rumah yaitu di Taman Royal Poris. Saat perjalan pulang, jalanan begitu padat....tidak bisa bergerak...sangat lambat...dan suami pun sesekali mendengus seperti ingin bilang aduh..ini macet parah benar. ya..memang macetnya parah benar....kami sampai di rumah sekitar jam 9 malam...dan kejadian ini membuat kami merasa lelah dan mengambil keputusan untuk mencoba alternatif kendaraan lain.

Suami saya akhirnya menawarkan untuk mencoba KRL. Jujur saja, saya sangat malas naik KRL karena saya pernah punya pengalaman buruk di KRL di saat saya masih menjalani kuliah saya di UI Depok yaitu:
1. Saat sepulang kuliah harus ke kalibata, saya naik KRL, dan alhasil saya di jambret dan tas saya disilet. Hasilnya adalah saya kehilangan dompet beserta isinya dan tas saya juga sobek.
2. Selain itu saya juga pernah bertemu dengan seseorang yang tidak memiliki etika, dimana dia mencoba melakukan tindakan tidak senonoh....saat itu saya teriak dan akhirnya orang itu tidak melanjutkan aksinya.

Kedua kejadian tersebut membuat saya benar-benar memiliki pandangan dan sikap yang negatif terhadap KRL.

Namun, akhirnya karena naik KRL adalah transport tercepat dan anti macet, saya pun mencoba mengajak diri saya untuk damai menaiki KRL. Dan akhirnya saya pun mencoba untuk menaikinya.
Saya cukup tertegun karena ternyata KRL yang dulu saya ingat ternyata sudah sangat jauh berbeda. Sekarang disebutnya commuter line dan armadanya sudah sangat bagus-bagus.  Armadanya pake fasilitas AC, bisa duduk dengan santai, aman dan yang terpenting anti macet bo!!! Selain itu harganya juga cuma Rp. 7.500,-  dan satu lagi....ternyata ada gerbong dan kereta khusus wanita. Saya kebetulan sekali menaiki kereta yang isi semua gerbongnya benar-benar wanita. Saat ada 1 pria coba naik, maka bpk Securitynya menunjukkan pentungan dan menyuruh yang bersangkutan segera turun. Dalam hati saya...wow...bagus...bagus..



Saya mulai naik commuter line ke kantor sejak hari kedua saya bekerja di sana. Nah, karena saya menaiki commuter line yang pertama (05.30) dari tangerang, maka penumpangnya juga masih sangat sedikit, di satu gerbong paling 15-an orang saja dan banyak tempat duduk yang kosong.
Beginilah kurang lebih kondisi di pagi hari. Foto ini masih lebih ramai di banding yang biasa saya naiki.

Ketika pulang juga ternyata tidak terlalu padat, alhamdulillah beberapa kali naik commuter line saya selalu kebagian duduk dan sangat menikmati perjalanan. Ada beberapa hal yang membuat saya sangat senang dan merasa lebih memiliki warna hidup sejak bekerja di lokasi yang relatif jauh ini dari rumah, yaitu:

1.  Saya menjadi memiliki banyak kenalan. Ya...kalau dulu, dari rumah lansung ke kantor dan kantor ke rumah, maka saya tidak ada kesempatan memiliki kenalan baru dan bercengkerama panjang lebar soal kehidupan dengan orang-orang baru. Namun sekarang, saya memiliki beberapa kenalan baru dan bisa mendengar kisah-kisah yang menarik dari kenalan-kenalan saya tersebut.


2. Saya merasa ada suatu aktivitas lucu dan kompetisi yang menyenangkan setiap hari. Bayangkan saja...ketika harus menyambung commuter line di duri saya harus siap-siap berlari dengan ratusan penumpang lainnya agar bisa mendapatkan tempat duduk yang lain. Terutama ketika sore pulang kantor. Ya....untuk sampai ke batu ceper dari tanah abang, kita harus ganti commuter line di duri.  Demikian juga sebaliknya, ketika mau ke tanah abang kita harus turun di duri dan ganti commuter line jurusan tanah abang. Walaupun jarak dari duri ke tanah abang hanya satu stasiun, tapi tetap saja ingin ikutan berlari agar bisa duduk :)
Beginilah kurang lebih gambaran saat penumpang saling berupaya untuk naik ke commuter line

3. Ada petualangan dan kebersamaan yang manarik dengan sesama penumpang.
Suatu hari, di kalideres tgl 12 ada demonstrasi massa sehingga commuter line pun terpaksa berhenti di rawa buaya. Semua penumpang tidak bisa sampai ke tujuan dan harus menyambung dengan transporatasi lainnya.
Saat turun dari commuter line, sesama penumpang langsung saling menyapa....bersama-sama menyewa angkot dan kemudian saling melindungi satu dengan lainnya. Sesekali timbul tertawa renyah di hiruk pikuk perjalanan. Namun, pada akhirnya ada suatu kebersamaan yang menarik, yaitu antara satu orang dengan lainnya yang tidak saling kenal akhirnya menjadi merasa satu dan sama serta saling membantu. What a life?
Jakarta tidak sekejam kata orang...heheh

Hmmm....itulah sedikit dari pengalaman saya naik Commuter line :)  yang ternyata pengalaman itu memberikan warna tersendiri bagi kehidupan saya. Dan keputusan yang saya ambil ternyata tetap indah :)









4 comments:

  1. Halo mba, saya mau tanya. Saya tinggal di Kalideres dan akan bekerja di Sudirman. Dan saya baru tau ttg commuter line ini. Berarti dari Kalideres bisa transit di Duri dan pindah kereta untuk ke Sudirman ya? So far bagaimana mba naik CL ini, apa sebrutal antrian busway? Saya sebisa mungkin akan menghindari naik busway kalau ke daerah sudirman, apalagi jam kantor :( Thx before

    ReplyDelete
  2. Petualangan yang menyenangkan, indah memang bila kita selalu menikmati kehidupan ini..

    ReplyDelete